Hampir boleh dibilang seluruh murid Budi Mulia tidak tau sejarahnya sendiri . Kita lebih mengenal Tunggul Ametung daripada Br.Ethelbert misalnya . Dibuatkan catatan sejarah ini agar lebih mendalami dan mengerti sedikit tentang perjalanan sekolah kita ini. Terima kasih .
Ini adalah foto SD Budi Mulia setelah selesai didirikan.
~Dalam tahun 1932 Pastor Bakker membuka sebuah sekolah di Pangkal Pinang untuk laki laki , untuk itu Mgr.Bouma menyuruh membangun sebuah gedung yang besar.
~Pada bulan Maret 1932 Mgr. Bouma berkunjung ke Oostakker , membicarakan konsep kontrak karya Misi di Bangka dan tanggal 13 Mei 1932 disetujui kontrak tersebut .Bruder bruder akan diberangkatkan dalam tahun 1934.
foto: Mgr.Bouma
( Riwayat singkat Mgr.Bouma bisa dilihat di http://kksdaripangkalpinang.blogspot.com/2009/11/mengenal-dan-mencintai-pendiri-mgr.html )
~ Pertengahan Maret 1934 , Br.Rafael diangkat menjadi kepala sekolah , waktu dulu HCS, Holland Chinese School , dan tanggal 24 Maret 1934 bersama Br.Ulpianus ke Pangkalpinang.
~sebuah selingan ringan ..
Dalam pengajaran pertama , bruder – bruder ini harus menghadapi mitos mitos penduduk setempat . Pada suatu wisata sekolah , murid murid bertemu dengan ‘ ular kotok’ , ular yang dianggap keramat, apabila bertemu atau menjamahnya akan menjadi kusta ( bahasa Bangka kotok = kusta ). Mereka berlarian dan ketakutan , dan berteriak : Jangan lihat…
Bagi bruder yang tidak tau mitologi Cina , ular tersebut dimatikan dengan sepotong kayu dan murid murid pergi berdiri sejauh mungkin , kecuali seorang anak murid yang belum mengerti mitos ini , mengambil ular tersebut dan mengayun-ngayun sambil tertawa .
Sepanjang perjalanan , anak ini dijauhi , dikelaspun tidak ada yang mau duduk disampingnya , cerita ini tersebar ke seluruh
‘Orang pintar’ yang mengobati jelas tidak perlu diceritakan peristiwa ini , karena hampir semua orang
Beberapa anakpun dianjurkan sama , ke ‘orang pintar ‘ , demi keamanan semua .
Tentu saja tidak terjadi apa apa , sampai beberapa waktu kemudian datang seorang ahli Cina , mengatakan ular tersebut bukanlah ular kotok dan ketenteraman pulih kembali
Dan bruder bruder mulai dihormati lagi …
( red : mitos ular kotok ini masih pernah terdengar awal 50-60 an pada sebagian orang).
~Pada tahun 1935 , Br. Sabinus dan Br.Symphronius datang memperkuat tenaga pengajar.
~Pada tanggal 3 Agustus 1937 , Br.Bernardino tiba dari Negeri Belanda.
~Pada tanggal 10 Oktober 1937 , Br.Rufinus tiba dengan penugasan menjadi kepala sekolah menggantikan Br.Rafael dan Br.Rafael kembali ke Belanda.
~Pada bulan Juli 1938 , Br.Olav datang dari Belanda untuk mengajar kelas nol dan pengurusan asrama.(foto:Br.Olav)
~Pada tanggal 2 Agustus 1938 Br.Hermenigild datang untuk menggantikan Br.Rufinus menjadi kepala sekolah , Br.Rufinus dipindahkan ke
~ sejarah dialihkan dulu ke tempat pendopo SD ( tempat main ‘bilun’ dulu )
Pada tahun 1936 sekolah diperluas dengan sebuah pendopo besar yang luas , untuk ruangan olahraga dan tempat bermain , dan sebuah kelas untuk taman kanak kanak .
( sebagian dari kami masih bersekolah di ruang kelas tersebut / dibawah panggung).
Didalam pendopo itu dibangun lagi sebuah panggung sandiwara yang besar yang pada hari hari biasa bisa dipergunakan sebagai ruangan kelas .
Pada pukul 10.00 diresmikan dengan ucapan selamat Br.Rafael dan paduan suara anak anak yang dipimpin Br.Sabinus dengan lagu ‘ Jubilate Deo’. ( lagu bisa di cari di You Tube ).
Jubilate Deo
Sebuah catatan kecil yang perlu diperhatikan
Pada bulan April 1938 , Gubernur Jendral Tjarda van Starkenborgh Stackhouwer (wali Belanda untuk
Setelah tiba ..dan sampai di pendopo Br.Sabinus memimpin beberapa lagu ‘koor’ yang dinyanyikan oleh murid laki laki dan mendapatkan sambutan sangat baik . Malamnya diadakan suatu pawai obor dan defile yang diiringin dengan bunyi genderang dan terompet .
Cikal bakal marching band / drumband Budi Mulia ??
Berdiri dari kiri : no 2 . Br.Sabinus , no 3 . Br.Richardus , No 6. Br.Olav
~ 1 Agustus 1939 , Br.Richardus datang membuka MULO , juga mengurus rumah bruder dan sekolah dasar.
~ Oktober 1939 tiba Br.Josephus . sekolah bertumbuh menjadi sebuah sekolah 7- tahun ditambah kelas pendahuluan ( kelas nol ) .
~ 28 Desember 1939 tiba Br.Everdinus dua hari kemudian Br. Ethelbert tiba menjabat sebagai kepala sekolah .
Paduan paduan suara ditampilkan , perabot perabot dibuat untuk dijual , untuk mengumpulkan uang untuk berbagai dana dan kelangsungan yayasan .
Agresivitas Jepang mulai sangat menonjol . Sekolah mempersiapkan diri untuk meminta persamaan agar sesudah itu boleh mengajukan permohonan untuk subsidi.
~Awal Desember 1941 sekolah mendapat inspeksi dari Jakarta dan pada tanggal 19 Januari 1942 datanglah keputusan sekolah kita ‘disamakan ‘.
~sekolah Theresia sudah mengajukan permohonan , tetapi inpektur tidak datang lagi , karena keadaan perang