Pada salah satu perjalanan tugasnya dalam tahun 1930 dari
Bangka ke Belitung melalui Jakarta , Mgr.Bouma berkunjung ke Bogor dan
berkenalan dengan bruder bruder disana .Monsinyur berbicara mengenai Misinya
dan tentang perlunya sekolah sekolah dan asrama asrama , sebagai satu satunya
pengharapan keberhasilan karya Misi. Dalam kunjungan berikutnya Monsinyur
mengulangi lagi persoalan ini dan menanyakan adakah kiranya kemungkinan, bruder
bruder bisa memulai karya Misi dikalangan orang orang Cina di Bangka . Suatu
jawaban pasti belum bisa diberikan , tetapi permintaan itu akan tetap di
perhatikan. (1)
Dalam bulan Mei 1931 Monsinyur menulis sepucuk surat panjang
mengenai rencana rencana masa depannya dan mengundang Br.Ulpianus datang ke
Bangka . Tetapi dia ini baru saja berangkat ke Eropa untuk menghadiri Kapitel
Umum . Surat itu disusulkan kepadanya dan Br. Ulpianus membicarakan persoalan
ini dengan Pemimpin Umum yg baru dipilih Br.Adon . Beliau lalu menugaskan
Br.Ulpianus supaya mengunjungi Bangka setelah kembali ke Indonesia . Ini
terjadi pada 29 November 1931 . (2)
Monsinyur memperlihatkan kepadanya gedung sekolah baru
dibangun dengan asrama dan rumah yg akan menjadi tempat tinggal Monsinyur dan
Pastor . Gedung gedung ini kan diserahkan Monsinyur dengan cuma cuma kepada
Bruder bruder selama mereka bekerja disana. (3)
Dari kunjungan ini disusun suatu laporan yg dikirim kepada
Pimpinan Pusat . Monsinyur Bouma sendiri masih mengirim sebuah laporan guna
memberi keterangan keterangan mengenai keadaan di Bangka . Di dalam laporan ini
beliau antara lain mengemukakan bahwa penyerahan mungkin dapat dilaksanakan
dalam tahun 1934 . Dalam tahun 1932 Pastor sendiri akan memulai sekolah itu (
sebuah kelas pendahuluan ) . Tahun berikutnya kita sudah mempunyai dua kelas
dan pada waktu penyerahan dalam tahun 1934 sudah ada tiga tahun pelajaran .
Maka bruder bruder nanti bisa mengharapkan jumlah murid 100 orang pada
permulaan tahun sekolah itu . Persaingan dari pihak Protestan waktu itu belum
ada . Oleh karena itu penting sekali bahwa kita mulai dengan lapisan atas .
Sesudah itu dapat dimulai juga dengan pendidikan dan pengajaran untuk anak anak
miskin . Untuk ini tempat yg paling cocok adalah Sungailiat oleh karena disana
penduduk paling padat . Disana akan ada tempat sebuah HCS dengan asrama dan
sekolah pertukangan . Suatu keuntungan tambahan juga ialah bahwa bruder bruder
di Pangkal Pinang nanti tidak sendirian. (4)
Oleh karena kegiatan perdagangan hampir seluruhnya berada di
tangan orang Cina, maka selain bahasa Belanda , terutama diperlukan mata
pelajaran pengetahuan dagang dan karena hubungan dengan Singapura , juga perlu
bahasa Inggris . Sudah empat tahun Misi minta izin untuk membuka sebuah MULO .
Berhubung dengan tindakan penghematan sekarang maka MULO yg diharap harapkan
ini tidak akan diizinkan . Tetapi dengan adanya persetujuan pemerintah dan
pemberian subsidi kepada MULO ini , maka Misi bersedia menyerahkan sekolah ini
kepada Kongregasi Anda. (5)
Dalam bulan Maret 1932 Mgr.Bouma berkunjung ke Oostakker dan
membicarakan konsep kontrak dengan Yang Terhormat Bapak Pemimpin Umum . Didalam
sidang Dewan Pusat 13 Mei 1932 naskah kontrak sementara ini dibacakan dan
disetujui . Dengan demikian karya Misi di Bangka kita terima . Bruder bruder
pertama akan berangkat dalam tahun 1934 ke Bangka. (6)
Kontrak itu secara definitif ditanda tangani di Oostakker
pada 9 Juni 1933 oleh Yang Terhormat Bapa Adon dan Yang Terhormat Pater M.van
Soest ( misionaris dan Pro-prefek Bangka ) , yg kebetulan waktu itu sedang
bercuiti (7)
Pada 12 Januari 1934 Br.Ludwinus diangkat Pemimpin rumah di
Pangkal Pinang . Pada 8 Maret tibalah di Tanjung Priok Br.Provinsial Bernardus
untuk visitasi Kongregasi . Beliau ditemani oleh lima orang misionaris baru :
Br.Sixtus , Br.Werenfried dan Br.Willibrord ketiga tiganya ditentukan untuk
Bogor , dan Br. Gualbertus dan Br.Richarius untuk Pangkal - PInang. (8)
Sewaktu visitasi BR.Rafael diangkat menjadi kepala Holland
Chinese School yg baru dan diapun berangkat pada 24 maret bersama Br.Ulpianus
ke Pangkal Pinang untuk mengatur berbagai urusan disana antara lain sehubungan
dengan penempatan bruder bruder disana . Br.Provinsial Bernadus dan pemimpin yg
baru diangkat , Br.Ludwinus berangkat 14 April ke Bangka dan disana beliau
secara resmi melantik Br.Ludwinus selaku Pemimpin rumah Pangkal Pinang . Dengan
ini berdirilah rumah ketiga Bruder Budi Mulia di Misi . Misi Bangka waktu itu
mempunyai pengharapan baik bahwa jumlah ini kan segera meningkat (9)
Rumah bruder dengan dua tingkat itu mempunyai kamar-kamar yg
luas di lantai atas , dan dilantai bawah sebuah kapela , ruang makan dan tempat
rekreasi , disamping itu sebuah dapur dan kamar mandi untuk anak anak asrama .
Pada tahun sekolah yg baru Br.Richarius mendapat tugas untuk kelas pendahuluan
, Br. Gualbertus untuk kelas satu dan Br. Rafael untuk kelas dua . Pada mulanya
harus berusaha mencari cari dan mencoba coba berkenalan dengan penduduk .
Segeralah menjadi jelas bahwa di kalangan orang Cina terdapat banyak sekali
kepercayaan sia sia.(10)
Pada suatu wisata sekolah orang bertemu dengan "yg
keramat" itu . Bruder yg tidak mengenal binatang itu mengawaskan anak
anaknya tentang ular itu .Anak anak segera melihatnya dan menjerit ketakutan :"ular
kotok...Ular kotok ! Jangan Lihat! " Bruder mengambil sepotong kayu dan
memukul ular itu sampai mati .(11)
Dalam ketakutan yg luar biasa anak anak itu pergi berdiri
sejauh mungkin , kecuali seorang anak kecil dari asrama yg belum mengerti
rahasia rahasia Mitologi Cina. Dia mengambil ular itu dan mengayun- ayunkannya
keliling sambil tertawa. Sesudah intermezzo ini perjalanan diteruskan , tetapi
tidak seorangpun yg mau berjalan disamping anak kecil itu . Di dalam kelaspun
tidak seoragpun yg mau duduk di sampingnya dan didalam ruang tidur mereka
menggeser tempat tidur mereka sejauh mungkin dari tempat tidurnya. (12)
Segeralah cerita itu tersebar di seluruh kota dan keesokan
harinya sang ayah sudah muncul di sekolah . Bruder berusaha menyakinkan ayah
itu bahwa tidak terjadi apa aoa dan bahwa semua itu omong kosong belaka. Nenek
, yg usianya yg lanjut mengetahui segala sesuatu yg berhubungan dengan
kerohanian, harus menyelesaikan persoalan itu. Bruder menerima perempuan tua
itu dengan segala keramahan , tetapi dia hampir tidak mau melihat bruder . Dia
hanya ingin mendapat kembali cucunya. pembicaraan makin panas. Bahwa bruder
bruder juga tidak mengerti apa apa tentang dunia kerohanian Cina . Dia membawa
cucunya itu ke seorang dukun . Disana dia tidak perlu menceritakan lagi
peristiwa itu , sebab dukun sudah mengetahuinya . Setiap orang membicarakan hal
itu dan bruder bruder mendapat nama buruk di mata orang Cina. Bagaimana orang
orang yg cerdas itu begitu bodoh ! (13)
Dengan banyak isyarat yg khidmat dapatlah dukun itu pada
akhirnya menemukan obat , yg harus diminum dan nanti tidak akan ada bahaya lagi
untuk anak itu . Beberapa anak lain juga harus pergi ke dukun sekarang .
Keamanan untuk semua. Tentu saja tidak terjadi apa apa . Dan beberapa waktu
kemudian oleh seorang ahli Cina dijelaskan bahwa ular ini tidak mungkin
"ular kotok" yg keramat dan ditakuti itu. Ketenteraman pulih kembali
dan bruder bruder mulai dihormati lagi. (14)
Di sekolah orang bekerja baik dan bulan Maret 1935 jumlah
murid sekolah itu sudah mencapai 80 orang , asrama mempunyai 10 orang penghuni
. Mulai tahun sekolah berikut yg akan dimulai bulan Juli ada tambahan satu
kelas . Untuk maksud ini Br. Sabinus dikirim . Oleh karena pada 1 Juli 1935 di
Sungailiat juga akan dibuka sebuah sekolah , maka datanglah Br.Symphronius dari
Bogor ke Pangkal-Pinang . Dengan penambahan tenaga ini maka kegiatan kegiatan
juga bisa diperluas dan memenuhi keinginan Monsinyur supaya menarik juga kaum
muda di luar sekolah . Bruder bruder mengundang pemuda pemuda Katolik supaya
datang berbicara dengan bruder bruder. (15)
Itu hanya baru mau mencari kontak pertama , tetapi rencana
rencana sudah diajukan untuk pada akhirnya membentuk suatu perkumpulan kaum
muda. Sewaktu visitasi Br.Vikaris Umum Chrysostomus rencana rencana ini
mendapat bentuk yg pasti dan dibentuklah "Kruisridders" ( Kesatria-
kesatria Salib) (16)
Br.Symphronius dan Br.Sabinus menjadi pemimpin
.Perkumpulanan itu terdiri atas berbagai kelab: kursus mengetik , kelab biola ,
kursus bahasa Inggris dan bahasa Belanda , kelab sepakbola dan kelab pekerjaan
tangan . Melalui Yang Terhormat Br. Chrysostomus dapatlah diperoleh sebuah
harmoni , dengan demikian dapatlah Br.Sabinus menjalankan kegiatannya . Juga
dibelikan sebuah meja bilyar tua . (17)
Mosinyur datang setiap 14 hari untuk memberikan pengajaran ,
terutama dibidang liturgi . Segeralah dibentuk pula suatu kelompok Pengawal
Muda , disamping perkumpulan ini. Bagian rumah yg disediakan untuk semua
kegiatan ini ternyata menjadi terlalu kecil . Memang masih bisa diperluas dan
dibangun tambah lagi sebuah serambi yg luas . Di tengah segala kegiatan itu
Br.Symphronius dan Br.Richardus masih sempat juga mendapatkan ijazah guru
mengetik ., sehingga dapatlah mereka memberikan ijazah resmi kepada peserta
kursus mereka. (18)
Kegiatan kaum muda maju pesat , para pengunjung gereja
sebagian besar terdiri dari orang orang muda . Ketika Br.Symphronius kembali ke
negeri Belanda sesudah visitasinya beliau malahan dapat membawa serta dua orang
pemuda Bangka untuk juvenat di Dongen , karena mereka ingin menjadi bruder.
Baru saja ditahbiskan seorang pemuda Cina Bangka menjadi iman yg pertama ,Boen
Thian Kiat. Maka bruder bruder kini mengharapkan bahwa juga akan segera
memiliki bruder bruder putera Bangka sendiri (19)
Pada perayaan Natal pertama sesudah pembentukan perkumpulan
kaum muda itu , gereja sebagian besar dipenuhi dengan pemuda pemuda . Ruang
kelab dan sebagian rumah diatur menjadi ruangan tidur . Sesudah misa malam
mereka semua datang berkumpul dekat kandang Natal yg terhias bagus dengan lampu
lampu beraneka warna . Mereka makan dan minum , bernyanyi dan membawa cerita
Natal. Pertemuan yg meriah dan sangat menyenangkan dan anak anak sendiri
gembira dan puas karenanya . Dengan rasa syukur dan gembira mereka baru pulang
ke rumah pada pagi hari . Beberapa yg mengatakan ketika hendak pulang
:"Bruder saya menjadi Katolik , sebab ini jauh lebih bagus daripada berdoa
di muka altar Buddha" . (20)
Kelab itu cepat mendapat nama harum , terutama berkat
harmoni . Kalau ada sesuatu diselengarakan di dalam kota , kelab itu harus
tampil dan kelompok harmoni berusaha menciptakan susasana gembira . Tetapi
seperti biasanya selalu terjadilah juga kemerosotan . Sungailiat mulai meluas
dan karena itu terjadilah perpindahan perpindahan. Orang kehilangan kaitan
dengan suatu organisasi national atau international. Kendati semua gejla ini
gerakan kaum muda toh berhasil mencapai banyak hal yg bagus . Kehidupan Paroki
mengalami suatu periode perkembangan , tetapi memakan waktu untuk menjalankan pekerjaan
baru yg terarah. Oleh karena itu dalam bulan November 1940 dengan persetujuan
Prefek Apostolik , baik di Pangkal Pinang maupun di Sungailiat dan Belinyu
didirikan suatu kelompok pandu . Di Sungailiat Br.Josephus menjadi pemimpin
gugusan siaga dan Br.Symphronius menjadi pemimpin penggalang dan pemimpin
kelompok untuk kelompok Mikael . Kemudian Br.Simplicianus menjadi akela dan
Br.Josephus hopman. (21)
Di Pangkal Pinang Br. Ethelbert dan Br.Willibroad memimpin
kelompok La Pa Hong dan Pandu , sedangkan Br.Olav tampil untuk "Oude
Wolf" , suatu nama yg akan tetap dipertahankan nya selama hidupnya.
Mgr.Bouma mengangkat Br.Symphronius menjadi Assiten Komisaris Distrik untuk
kelompok kelompok Katolik, yg olehnya Prefektur Bangka Belitung terdaftar
sebagai Distrik pada markas besar di Jakarta . Kegiatan kaum muda dengan
demikian dikaitkan secara nasional dan international . (22)
Di Pangkal Pinang dalam bulan November 1941 dimulai juga
dengan gugusan penegak . Pemimpin kelompok Br.Ethelbert merangkap juga Oubaas ,
sedangkan asisten pemimpin gugusan penegaknya mengambil alih tugasnya sebagai
Hopman. Disamping Kepanduan di Pangkal Pinang dalam bulan Agustus 1940 , tak
lama setelah pembukaan kelas pertama MULO, oleh guru olah raga didirikan sebuah
kelab olah raga dengan nama M.U.L.O .Kelab kelab lain boleh menggabungkan diri
dengan kelab yg satu ini.Dalam hubungan yg bak dengankelompok Lo Pa Hong kedua
perkumpulan ini dapat bekerja berdampingan dengan rukun sampai....berita yg
membawa bencana tersebar di seluruh kota "Orang Jepang sudah datang "
(23)
*dari tulisan diatas ,
kelas pendahuluan ( kelas nol ) dimulai 1933 , 1934 kelas satu dst . pendidikan
Hollandsch-Chineesche School (HCS) adalah 7 tahun ( sekolah dasar ). maka tahun
1940 adalah smp kelas pertama ( diresmikan 1 Agustus 1939), tetapi bangunan smp
belum didirikan pada tahun tsb. smp pada jaman tersebut disebut MULO ( Meer
Uitgebreid Lager Onderwijs)* ~khiefat
Namun demikian dalam masa ini juga kegiatan kaum muda telah
mebuahkan hasil. Karena dipaksa oleh keadaan anak anakmenjadi mandiri , mereka
yg sudah besar menjadi lebih dewasa , karena mereka inilah yg nanti menjadi
tenaga tenaga untuk menggiatkan kembali pekerjaan sesudah perang . Sementara
kegiatan kaum muda bertumbuh dan berkembang , sekolah juga bertambah maju .
Br.Ludwinus yg menjadi pemimpin pertama rumah ini , sesudah dua tahun ,
dipindahkan ke Rawa Seneng menjadi bapa asrama untuk anak anak asrama sekolah
pertanian disana. sebagai gantinya pada 26 Juli 1936 Br.Rafael diangkat menjadi
pemimpin dan merangkap kepala sekolah . Beberapa hari sebelumnya telah tiba di
Pangkal Pinang Br.Ulpianus untuk bertugas sebagai guru bantu disana, sesudah
satu tahun bekerja sebagai pemimpin di Albuquerque ( Amerika). Oleh karena dia
sendiri menyadari , bahwa tenaganya tidak memadai untuk pekerjaan disana , maka
dia menganjurkan kepada atasannya supaya mencoba pemimpin lain dan mohon supaya
ia dibebaskan dari jabatannya selaku pemimpin dan diperbolehkan kembali ke misi
di Indonesia. Yang Terhomat Bapa Pemimpin Adon menerima permohonan pembebasan
tugas itu dan memperbolehkan dia kembali ke Bangka. (24)
Dalam waktu yg sama itu sekolah diperluas dengan sebuah
pendopo besar yg luas , untuk ruang gimnastik dan tempat bermain , dan sebuah
kelas untuk taman kanak kanak . Di dalam pendopo itu dibangun lagi sebuah
panggung sandiwara yg besar yg pada hari hari biasa bisa dipergunakan juga
sebagai ruang kelas . Pendopo yg hampir selesai dibangun itu , untuk pertama
kalinya dipergunakan untuk perayaan 12 1/2 tahun Karya Misi Pater Pater . Pesta
itu dirayakan oleh seluruh kota . Banyak kesulitan berbagai macam , terutama
karena tidak ada subsidi , harus diatasi. (25)
Akan tetapi ditunjang oleh cita cita suci "Bangka untuk
Kristus" pastor pastor itu terus berusaha dan dalam waktu singkat hasil
hasil yg bagus sudah dicapai . Kalau pada saat mereka tiba hanya ada satu
misionaris , sekarang Prefektur sudah mempunyai 8 stasi utama , yg melayani
oleh 17 iman. Mereka dibantu oleh 12 orang bruder dan 20 orang suster . Maka
ada alasan kuat untuk merayakan pesta itu. (26)
Monsinyur sendiri lebih suka kalau pesta itu menjadi suatu
pesta anak anak . Maka 15 Februari 1937 sudah pagi pagi sekali orang melihat
bis bis penuh dengan anak anak berdatangan dari Muntok , Belinyu dan Sungailiat
. Dengan sorak sorai gembira mereka disambut di Pangkal Pinang . Pada pukul 10
bertempat didalam bangsal baru sekolah , bruder membuka upacara itu dengan lagu
"Jubilate Deo" yg dibawakan sangat rapi dan bagus dibawah pimpinan
Br.Sabinus .Sesuda itu Br.Rafael menyampaikan ucapan selamat atas nama para
bruder dan suster dan mempersembahkan sebuah album ucapan selamat yg terhias
bagus .Sesudah itu perayaan oleh anak anak sekolah. Tiap anak dengan cara
sendiri mengungkapkan rasa gembira dan terima kasih untuk begitu banyak
kebaikan yg telah terima dari misi. (27)
Sesudah acara perayaan itu Monsinyur membuka "Pasar
Gembira" ( semacam pasar malam) yg diselenggarakan di dalam ruangan
ruangan kelas, tempat disediakan juga keperluan keperluan perut manusia. Sore
hari pertandingan sepak bola untuk anak laki laki dan bola keranjang untuk anak
anak perempuan . Malam harinya dipersembahkan kepada para Pater suatu rangkaian
acara yg bervariasi , yg boleh dihadiri juga oleh semua orang Katolik di
Pangkal Pinang dan para orang tua. (28)
* inilah bazar pertama
Budi Mulia " ~ perayaan perayaan tsb masih dipertahankan sampai tahun 70
han , sekarang saya tidak mengetahui lagi kecuali bazar * ~khiefat.
Keesokan harinya perayaan dimulai dengan Misa Kudus semarak
oleh Mgr.Bouma . Sesudah itu acara permainan rakyat . Pada pukul 1:00 siang
perayaan ditutup dengan penyerahan hadiah hadiah. Dengan penuh harapan Misi
Bangka boleh melangkah maju menyongsong masa depan. Tahun tahun yg sudah
berlalu merupakan tahun tahun permulaan dimana mana , mencari dan mencoba ,
penuh kemiskinan dan keckecewaan , tetapi yg terakhir dengan pengharapan yg
besar akan hasil yg limpah di masa depan . Bruder bruder sudah melewatkan lagi
beberapa hari yg sibuk. (29)
Pada 3 Agustus 1937 tibalah Br.Bernardino dari Negeri
Belanda untuk memperkuat tenaga tenaga yg sudah ada dan pada 10 Oktober tiba Br.Rufinus
dengan penugasan menjadi kepala sekolah di Pangkal Pinang menggantikan
Br.Rafael yg sesudah 10 tahun berkarya dengan setia kembali untuk seterusnya ke
Negeri Belanda , Br.Ulpianus untuk sementara mengambil alih pimpinan rumah (30).
Bulan April 1938 merupakan bulan yg sibuk bagi misi , sebab
Gubenur Jend. Tjarda van Starkenborgh datang berkunjung ke Bangka dan beliau
menyatakan keinginannya yg tegas hendak mengunjungi lembaga lembaga misi di
Pangkal Pinang . Jalan dari kota ke rumah jompo di Lo Ngin Buk oleh pemerintah
setempat diperbaiki besar besaran , dengan demikian selanjutnya bruder bruder
mendapat jalan yg baik menuju rumah jompo tsb. (31)
Pertama- tama tamu agung itu bersama rombongan mengunjungi
rumah jompo.Sambil tertawa dan dengan ramah mengangguk- angguk kan kepala, Yang
Mulia itu berjalan berkeliling melihat lihat rumah, sementara itu beliau tiada
henti hentinya menyatakan penghargaannya untuk pekerjaan mulia yg dilakukan
oleh misi disini , demi kepentingan kuli kuli tambang yg sudah tua tua dan
tidak berguna lagi itu. (32)
Sesudah itu dengan kendaraan Wali Negei itu melalui jalan
jalan yg dihiasi penuh daun daun hijau , ke sekolah sekolah misi , tempat
beliau disambut oleh anak-anak laki laki dengan selempang orange dan anak-anak
perempuan dengan pita rambut berwarna orange . Anak-anak memandang dengan penuh
rasa kagum "Tuan besar" itu . Setelah rombongan mengambil tempat di
dalam pendopo terhias , bernyanyilah anak-anak laki laki di bawah pimpinan Br.
Sabinus beberapa lagu yg sesuai. Sesudah itu Wali Negeri secara pribadi
menyampaikan terima kasihnya kepada dirigen untuk nyanyian yg bagus. Juga
disini sambil mengangguk-ngangguk kan kepala dengan senyum ramah kepada tiap
orang yg hadir. Yang Mulia meninggalkan ruangan pesta . Malam harinya masih
diselenggarakan suatu pawai obor dan defile diiringi dengan bunyi genderang dan
trompet . Kemudian kami menerima keterangan bahwa Gubenur Jenderal sangat puas
dengan kunjungan kepada misi dan penampilan kaum muda. (33)
~dapat disimpulan pada
saat ini drumband Budi Mulia sudah ada atau pertama kali diselenggarakan pawai
drumband~ *khiefat
Negeri Belanda masih tetap mengirim bruder bruder ke
Indonesia . Juli 1938 tibahlah Br.Olav untuk kelas pendahuluan dan asrama dan 2
Agustus Br.Hermenigild dari Bogor ke Pangkal Piinang untuk menjadi pemimpin dan
kepala sekolah , karena Br.Rufinus pindah ke Bogor.(34).
Sementara itu sekolah di Sungailiat yg selalu mendapat
tenaga dari Pangkal Pinang sudah bertumbuh penuh , maka pada 20 Agustus 1938
rumah disana berdiri sendiri dengan Br.Gualbertus sebagai pemimpin. (35)
Monsinyur Bouma sangat memuji bruder bruder dan tidak pernah
mau menyembunyikan penghargaannya . Kami merasa gembira memiliki bruder bruder
di Bangka sebagai kerabat kerja didalam karya kerasulan kami , untuk karya
karya mereka di bidang pengajaran , pendidikan dan perawatan orang sakit ,
karya karya yg mempunyai arti begitu penting .(36)
Pada 23 Juni 1939 tibalah di Pangkal Pinang sbuah telegram
dengan hasil pemilihan Kapitel Provinsial dan ternyata bahwa Br.Ulpianus
terpilih menjadi Kapitel Umum. (37)
Karena ada desakan supaya segera berangkat maka bertolaklah
ia pada 25 Juli dari Bangka dan tiba di Dongen pada 17 Agustus . Tepat satu
bulan kemudian datanglah hasil pemilihan pemilihan didalam Kapitel Umum dan Br.
Ulpianus terpilih menjadi anggota pimpinan pusat dan karena itu tidak kembali
lagi ke Indonesia. Indonesia kehilangan seorang tenaga yg sangat berharga untuk
karya langsung misi tetapi sebaliknya kita mempunyai seorang tokoh yg mengenal
baik keadaan misi duduk di dalam dewan pimpinan tertinggi di Kongregasi kita
(38).
Misi Bangka masih harus memberikan korban lagi . Pada 16
Agustus 1939 meninggallah Br.Gerbrand Dijkstra di Jakarta tempat dia mengalami
operasi pada tenggorokan . Kepergiannya itu menimbulkan kekecewaan yg besar
dikalangan bruder bruder . Bukan hanya karena seorang sesama saudara yg muda
diambil dari tengah tengah kita , melainkan juga terutama karena Br.Gerbrand
merupakan salah seorang misionaris yg paling rajin dan diambil justru sementara
dia memberikan begitu banyak pengharapan untuk karya kita.(39)
Segeralah diminta korban kedua .Br.Pemimpin Gualbertus dari
Sungailiat kelihatannya sakit keras dan harus masuk rumah sakit di Jakarta .
Kita sama sekali tidak membayangkan bahwa penyakit ini juga akan berakhir
dengan kematian. Tetapi untuk sementara mengatasi kesulitan sehubungan dengan
tenaga di sekolah Br.pemimpin Hermenigild pergi ke Sungailiat . Br.Richardus yg
baru datang dari Bogor ke Pangkal Pinang untuk membuka MULO yg pertama pada 1
Agustus 1939 , sekarang mendapat tugas sementara juga mengurus rumah dan
sekolah dasar . Ketika ternyata bahwa orang sakit itu tidak bisa lagi ditolong
dokter dokter , perubahan perubahan yg sementara itu menjadi definitif. (40)
Dalam bulan Oktober 1939 datang lagi seorang pengajar baru
untuk sekolah di Pangkal Pinang : Br.Josephus .Sekolah itu sudah bertambah
menjadi sebuah sekolah 7-tahun ditambah sebuah kelas pendahuluan . Pada 28
Desember tibalah Br.Everdinus dan dua hari kemudian Br.Ethelbert dari Jakarta
untuk menjadi kepala sekolah , sehingga Br.Pemimpin Richardus bisa mencurahkan
perhatian sepenuhnya pada MULO yg baru itu dan urusan rumah sekarang dihuni
oleh 7 orang bruder. (41)
Salah satu urusan urusan pertma ialah memperluas lagi gedung
sekolah itu sehubungan dengan pembukaan MULO .Pada 21 Maret 1940 datanglah
persetujuan dari pimpinan pusat bahwa tiga buah ruangan kelas boleh dibangun.
Sementara pembangunan sedang berjalan datanglah berita sial pecahnya perang.
Pada 10 Mei 1940 Gubenur Jenderal mengumumkan melalui radio bahwa tentara
Jerman sudah menyerbu memasuki negeri Belanda . Dengan penuh ketegangan para
bruder mengikuti berita berita itu . Surat surat yg masih ditulis dengan
tergesa gesa kepada keluarga kembali beberapa hari kemudian . Tidak ada
hubungan pos lagi. (42)
Dengan hati berat bruder bruder meneruskan pekerjaannya.
Disini masih banyak yg bisa dikerjakan , kita masih bisa menolong . Sandiwara
sandiwara diajarkan kepada anak anak , paduan suara ditampilkan , perabot
peabot dibuat untuk dijual . Semuanya ini dimaksudkan untuk mengumpulkan uang
untuk berbagai dana dan yayasan . Tetapi juga di Asia keadaan tidak tinggal
tenang (43).
Agresivitas Jepang mulai sangat menonjol : serangan serangan
di Cina , Korea , Indocina dan sebagainya . Indonesia mempersiapkan diri
menghadapi segala kemungkinan : pengerahan tentara , patroli patroli militer di
berbagai tempat , dinas transfusi darah dibentuk, kursus kursus P3K didirikan .
Pastor pastor dan bruder bruder dimasukan didalam suatu koloni transpor dan
untuk itu mereka mengikuti suatu kursus , suster suster dilatih menjadi perawat
di rumah sakit . Pastor pastor dan bruder bruder dari Sungailiat mendapat tugas
di suatu menara pengamat . Disamping itu pekerjaan berjalan sebagaimana biasa ,
gerakan kaum muda menyelenggarakan pertemuan pertemuan mereka , harmoni
mengadakan latihan latihan dan seringkali diundang pada perayaan perayaan
resmi. (44)
Sekolah sekolah mempersiapkan diri untuk meminta persamaan ,
agar sesudah itu boleh mengajukan permohonan untuk subsidi . Awal Desember 1941
sekolah Pangkal Pinang mendapat inspeksi dari Jakarta dan 19 Januari 1942
datanglah keputusan bahwa sekolah itu disamakan . Sekolah suster Pangkal Pinang
dan sekolah bruder di Sungailiat juga sudah mengajukan permohonan , tetapi
mendapat berita dari Jakarta bahwa inspektur tidak bisa lagi sampai di Bangka
karena keadaan perang . (45)
~yg dimaksud sekolah
bruder Pangkal Pinang adalah Budi Mulia , sekolah suster adalah Theresia dan
sekolah bruder Sungailiat sekarang dipakai oleh SD Maria Goretti , ~khiefat
Pada 7 Desember 1941 malam hari kami mendengar melalui radio
berbagai telegram sandi . Bruder bruder dengan sendirinya ingin tahu dan pagi
pagi hari berikutnya radio sudah dipasang , tetapi tidak ada sesuatu yg lain yg
terdengar kecuali lagu pengenal Nirom.Akhirnya penyiar mengumumkan bahwa
Gubenur Jenderal akan berbicara . Kita dapat serangan penghianatan dari Jepang
di Pearl Harbour dan ditutup : "Indonesia menyatakan perang dengan Jepang".(46)
Angkatan bersenjata dari udara , laut dan darat sudah siap
siaga . Selanjutnya menyusul serangkaian seruan yg diselang seling dengan musik
seriosa . Seruan seruan ini menimbulkan keguncangan di kalangan Eropa , sebab
semua laki laki diharuskan segera melaporkan diri pada instansi instansi
militer dan bahwa segala sesuatu sekarang dimiliterisasikan. (47)
Juga para Pastor , Bruder dan suster diwajibkan mulai
sekarang selalu bersiap siap . Di Sungailiat mereka harus menempati menara
pengamat untuk mengamati pesawat pesawat terbang musuh . Sampai saat ini sebuah
pesawat terbang yg melayang diatas Bangka selalu merupakan suatu atraksi .
Kalau ada sebuah pesawat terbang yg lewat , seluruh kelas menjadi kosong karena
murid murid brlari keluar menonton. Kalau dulunya merupakan atraksi , sekarang
mungkin menjadi bahaya (48)
Segeralah di sekolah sekarang orang menggali suatu parit
panjang yg dalam di antara pohon pohon , dimaksudkan untuk menjadi tempat perlindungan bila terjadi
serangan serangan udara . Bersama anak anak diadakan latihan bagaimana mereka
harus menyelamatkan diri. Pada saat saat tertentu peluit kepala sekolah dibunyikan sebagai tanda orang
harus lari ke lubang perlindungan . Segeralah para orang tua datang hendak
membawa anak anak mereka ke tempat tempat yg lebih aman. Dan setelah terjadi
pemboman yg pertama atas bengkel perusahaan timah , sekolah di Pangkal Pinang
dan juga di Sungailiat langsung menjadi kosong . Sesudah pemboman diulangi lagi
beberapa hari sebelum pesta Natal , kota juga menjadi kosong . Maka jadilah
suatu Natal yg sepi . Waktu misa besar pada hari Natal terdengar lagi bunyi
alarm. Orang orang meninggalkan gereja . (49)
Bangka tidak mempunyai tempat kedudukan militer, jadi
pesawat pesawat terbang dapat terbang dengan tenang melewati pulau itu. Tanda bahaya udara
terdengar secara teratur dan para orangtua lebih suka pergi bersama anak anak
mereka tinggal di dalam rumah rumah mereka di kebun yg terletak diluar kota.
(50)
Sekoalah sekolah dan gerakan kaum muda terhenti. Pada 6
Februari Bangka mendapat pendudukan
pasukan pasukan Belanda . Segera diambil tindakan tindakan . Komandan pasukan
itu mengeluarkan perintah agar semua wanita Eropa , termasuk suster suster ,
agar secepat cepatnya meninggalkan pulau itu
dan berangkat ke Jakarta , sebab bagi mereka tidak akan ada perlindungan
bila akhirnya terjadi pendudukan Jepang. (51).
Malam itu juga semuanya siap. Perpisahan terasa berat, juga para
bruder , sebab dengan seketika orang menyadari kini bahwa ada ikatan ikatan
rohani menyatukan mereka . Monsinyur memberikan berkat kepada semua .
Selanjutnya beliau memberikan nasehat kepada bruder bruder supaya mereka juga
berusaha pergi ke Jawa , oleh karena karya misi toh sekarang terhenti. (52)
Maka diusahakan supaya bruder bruder bisa ikut berangkat
dengan salah satu kapal milik timah Bangka , tetapi ketika tiba saatnya hendak
berangkat hal itu tidak terjadi , oleh karena orang tidak bisa memberitahukan
bruder bruder berhubung terputusnya
jaringan telpon . Bruder bruder merasa lega bahwa keberangkatan itu
tidak jadi. Dalam waktu satu minggu pasukan pasukan meninggalkan pulau itu ,
sebab mereka harus pergi memperkuat keadaan di Palembang . Beberapa hari sesudahnya mendaratlah pasukan pasukan Jepang pertama di
Muntok . Bruder bruder bersepakat untuk sementara tinggal di Lo Ngin Buk ,
untuk mengamati gerak gerik tentara Jepang .(53)
Cepat sekali tentara Jepang menyebarkan diri di seluruh
pulau dan dimana mana berkibarlah bendera Jepang . Sekolah sekolah tetap
kosong.
Kami berusaha tinggal dalam suasana seakrab mungkin di Lo
Ngin Buk. Pastor pastor juga dating secara teratur , karena mereka juga tidak bisa
berbuat apa apa sebab kebanyakan orang sudah terpencar pencar tinggal di kebun
kebun . Tidak ada orang yg mau bertemu dengan orang Jepang . Pertengahan Maret
keluarlah perintah bahwa semua sekolah harus dibuka lagi dan kehidupan berjalan
seperti biasa lagi. Maka bruder bruder kembali kerumahnya masing masing dan mereka sungguh sungguh merasa gembira
boleh bekerja kembali (54)
Pada 23 Maret pintu pintu sekolah terbuka kembali dan
sekarang tinggal menunggu saja apa yg akan dating . Di Pangkal Pinang yg dating
tidak lebih banyak daripada 30 orang murid
dan Sungailiat tidak kurang daripada itu. Kompleks misi di Pangkal
Pinang terdiri atas rumah suster dan sekolah serta gereja , selanjutnya sekolah
Bruder dengan rumah . Kompleks ini segera menarik perhatian Jepang dan dengan
cepat pula kami mendengar kabar bahwa seluruh kompleks itu akan diduduki. (55)
Demi kepastian maka kami membawa inventaris gereja dan
sekolah ke Lo Ngin Buk .Pada 9 April 1942 kami mendengar bahwa semua orang laki
laki Eropa harus dikumpulkan di Muntok.
Malam itu juga datanglah direktur kantor pos , yg mengenal orang orang
Jepang dan dipergunakan oleh orang
Jepang sebagai juru bahasa 24 jam sehari
, memberitahukan kami bahwa besok pagi pada pukul 8 kami harus melaporkan diri
kepada komandan Jepang , untuk sesudah itu diangkut ke Palembang. (56)
Dari dalam gudang setiap orang mengambil masing masing satu
koper kecil dan diisi dengan barang barang seperlunya. Semua barang yg perlu
dan harus disimpan kami kumpulkan untuk
kemudian menyerahkan kepada Br.Angelus Manoppo , yg kemudian akan menyimpannya
di Lo Ngin Buk , sebab dia bersama Pastor Bun tidak dipanggil . Uang yg ada
didalam rumah dibagi bagikan dan setiap orang mendapatkan fl.30,- didalam
sakunya . Keesok harinya berangkatlah kami semua bersama sama : Br.Ludwinus , Laurentius , Olav , Richardus
, Willbrordus , Getulius , Sabinus , Everdinus , Ethelbert , Monsinyur Bouma
dan pastor pastor ke gudang Soos, tempat komandan itu berkantor . Kami tidak
banyak membawa barang , mungkin hanya selama beberapa bulan . Orang orang yg
optimis itu tidak mempunyai pengalaman tentang pemberitaan pemberitaan perang .
Sepanjang jalan kami disalami banyak orang , yg memandang kami dengan rasa
sedih sambil menggeleng geleng kepala .
Kami berusaha melihat mereka dengan pandangan segembira mungkin , untuk sedikit
membesarkan hati mereka. (57)
Dikantor komandan itu setelah banyak dihitung hitung ,
dicatat dan diteriak teriak namanya , sesudah beberapa jam barulah dipandang
pantas naik ke sebuah truk barang , yg akan membawa kami ke Muntok untuk
kemudian dari sana pergi ke Palembang . (58)
Sangatlah mengherankan kami bahwa kami berhenti di muka
penjara Pangkal Pinang dan diperintahkan supaya turun dari mobil itu dan pintu
gerbang kediaman kami yg barupun terbuka…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar